REFLEKSI TAHUN BARU; SPIRIT UPDATING KEBAIKAN
Masa atau waktu merupakan sebuah dimensi yang selalu dinamis berjalan tak mungkin berhenti atau bahkan kembali. Untuk memaksimalkan hal tersebut dibuatlah tanda dengan detik sampai abad atau istilah lainnya untuk memberi pengingat bagi manusia.
Pada tiap 360 hari pada hitungan masehi kita selalu menyebutnya sebagai perpindahan tahun. Nominal yang selalu berubah menjadi lebih banyak seakan mengingatkan kita tentang usia baik diri kita atau dunia ini. Tanda ini merupakan sebuah momentum untuk berpijak dari kemaren menuju sekarang dan bahkan besok maupun lusa.
Tentang waktu; ayat al-Quran tak hentinya mengingatkan kita pada beberapa surat dalam ayatNya. Hal ini menandakan bahwasannya waktu merupakan sesuatu yang penting, saking pentingya Nabi pernah bersabda: “ jangan pernah menghina waktu karena Allah pemilik waktu”. Diantara pengingat tentang waktu pada surat al-Ashr yang berbunyi: “ Demi masa, sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi kecuali mereka yang mau beriman dan melakukan perbuatan baik serta saling menasehati dalam kebaikan maupun dalam hal kesabaran ”. dalam ayat tersebut menurut Wahbah Zuhayli dalam tafsir al-Munir terdapat 4 point bagi manusia supaya tidak merugi dalam menjalani waktu yang terus berputar.
Pertama: beriman, kedua: melakukan perbutan baik, ketiga: memberikan pesan tentang kebenaran dan keempat: saling menasehati dalam kesabaran baik dalam melakukan kebaikan maupun menghindari perbutan buruk.
Sebagai manusia yang dianugrahi pola pikir seyogyanya hal tersebut menjadi sebuah angan bagaimana dan apa yang harus dilakukan dalam momentum yang terjadi. Progresifitas memang perlu dalam kehidupan ini baik dalam menambah volume yang baik ataupun mengurangi nilai kejelekan.
Menukil ungkapan sayidina Ali RA yang membagi penikmat waktu menjadi 3 parameter: beruntung, rugi dan bangkrut. Beruntung merupakan orang yang bisa memaksimalkan capaian hari ini daripada kemaren baik maksimal secara spiritual maupun aktivitas. Rugi bagi mereka yang tidak memiliki progres dalam hidup yang dilampaui dan Bangkrut bagi mereka yang angka produktivitas menurun, baik dalam dalam hal kebaikan maupun meninggalkan kejelekan.
Pada momentum tahun baru ini seyogyanya kita menjadi para orang yang beruntung dengan memaksimalkan potensi yang kita memilki dengan tetap menaburkan kebaikan kepada sekitar kita, atau kita juga bisa mengubah pola jelek yang selama ini kita lakukan dengan menguranginya bahkan paling tidak kita tidak membuat orang lain kecewa atau terluka sebab perbuatan yang telah dilakukan.
Kebaikan sendiri menurut Nabi SAW adalah etika yang baik sedang kejelakan adalah hal yang ragu untuk dilakukan dan menjadikan tabu ketika perbuatan tersebut dilihat oleh orang lain(lihat riwayat Nawas bin Sam’an ). Sesekali nabi juga pernah ditanya apa itu kebaikan beliau menjawab : perbuatan yang dilakukan menjadikan hati tenang sedang kejelekan/dosa adalah perbuatan yang canggung untuk dilakukan sehingga menjadikan resah ketika dilakukan.
Pada tahun baru 2022 ini kita tidak usah memperparah diri dengan menempelkan sikap hasud dan benci kepada mereka yang merayakannya, karena secara nash soreh tidak ada pelarangan tentang hal tersebut. Bagi yang merayakannya, jika hal tersebut memilki nilai positif sangat baik dilakukan tapi jika hal tersebut mendatangkan kerugian dan madharat maka seyogyanya ditinggalkan atau diganti dengan cara lain yang lebih bermanfaat.
Sekali lagi kita anggap momentum ini sebuah waktu untuk melakukan perubahan menjadi lebih baik dalam semua hal dalam setiap keahlian dan profesi yang kita tekuni saat ini.
Selamat tahun baru selamat menjalani kebaikan dalam kehidupan tanpa pamrih.
Penulis; Muhammad Aly Mahmudi, M.HI
Editor; Intihaul Khiyaroh, M.A
Dora and 9198 orang menyukai Postingan ini.