IAI TABAH
thumb
  • 30 Jan, 2025 16:16 Sore
  • Berita

Studium Generale FTIK IAI TABAH Lamongan Mengupas Pembelajaran dengan Pendekatan Deep Learning

Berita IAI TABAH—Kamis (30/01/2025),  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan menggelar kegiatan studium generale semester genap tahun akademik 2024/2025. Kuliah tamu yang berlangsung di aula KH. Musthofa IAI TABAH dan via zoom ini mengusung tema: "Transformasi Sistem Pembelajaran yang Adaptif dan Inklusif melalui Pendekatan Deep Learning".

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa semester 6 FTIK dari mulai dari program studi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), dan Tadris Bahasa Inggris (TBI). Acara yang berlangsung secara hybrid ini juga diikuti oleh 122 peserta via Zoom Meeting. Pembicara pertama yaitu H. Moh. Muhlisin Mufa, S.Ag., M.Pd.I. (Kepala Kantor Kemenag Lamongan) dan Pembicara kedua yang disampaikan via online yakni Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si. (Wakil Dekan 3 FTIK UIN Salatiga).

“Studium Generale sebagai pertanda awal kuliah akan segera dimulai. Topik deep learning diangkat untuk menghadapi wacana kurikulum baru dari Menteri. Mahasiswa harus mengikuti isu ini, khususnya mahasiswa semester 6 karena perlu untuk mempersiapkan kegiatan Pengalaman Lapangan Permadrasahan (PLP) nanti," ujar Nur Hakim, M.Ag. Dekan FTIK IAI TABAH saat memberikan sambutan pembukaan acara.

Menurut Pak Muhlisin, kurikulum dengan pendekatan deep learning sedang menjadi perbincangan setelah Mendikdasmen memberikan wacana secara publik di media. Baik dulu ada KTSP, K13, Kurmer semuanya itu baik. Jika nantinya kurikulum berganti, kita harus mampu beradaptasi terhadap perubahan itu.

"Perubahan adalah keniscayaan yang harus kita hadapi setiap waktu, dan itu tidak masalah asal tujuannya baik. Untuk menyempurnakan yang sudah ada. Baik di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama juga akan mengikuti perubahan itu. Imbasnya nanti tentunya kepada madrasah, guru-guru, dan semua peserta didik, mungkin termasuk adek-adek mahasiswa juga," kata Kepala Kemenag Lamongan.

Dr. Maslikhah selaku pemateri kedua menyampaikan bahwa deep learning sebetulnya bukanlah kurikulum, tetapi sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. Di era didital dengan adanya artificial intelligence (AI) dan pemanfaatan IT menuntut kita semua harus responsive agar tidak ketinggalan, serta melatih berpikir kritis dan logis. Pendekatan deep learning ini terdiri dari tiga aspek: mindfull (disesuaikan dengan perbedaan siswa), meaningfull (siswa lebih bisa memahami materi), dan joyfull (pembelajaran yang menyenangkan).

Pendekatan deep learning ini dapat ditempuh dengan cara PBL, PjBL, game, maupun roleplay. Substansinya mengajarkan materi secara mendalam, berbasis pengetahuan menggunakan data-data, didukung teknologi, dan adanya kolaboratif antara guru dan antar peserta didik. Namun pendekatan ini mengalami push pull (tarik ulur) diakibatkan memiliki kelemahan kurangnya interaksi langsung, membutuhkan sarana dan prasarana yang mahal karena bergantung pada teknologi atau berbasis IT.

Dari kegiatan studium generale yang diadakan oleh Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan ini dapat disimpulkan bahwa penerapan deep learning dalam kurikulum pendidikan Indonesia nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Dengan deep learning, siswa dapat memperoleh kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan berpikir kritis yang lebih baik. Sehingga berdampak pada meningkatkan kualitas pendidikan, kompetensi guru, dan dapat mengembangkan kemampuan siswa.


Tags :

Author

Humas IAI TABAH

#1 Empowering The Society: Excellent and Prestigious.

Partners