Berita IAI TABAH–Dalam upaya memperkuat peran pondok pesantren sebagai motor penggerak ekonomi di Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui UPT Pelatihan Koperasi dan UKM menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bagi pengelola koperasi pondok pesantren. Pelatihan yang berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 27 hingga 30 Agustus 2024, di Hotel fave MEX Tunjungan Surabaya ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai pondok pesantren di seluruh Jawa Timur.
Salah satu peserta yang antusias mengikuti pelatihan ini adalah Sifwatir Rif’ah, S.E., M.M., dosen tetap program studi Ekonomi Syariah dan pengurus koperasi IAI Tarbiyatut Tholabah sekaligus penggerak One Pesantren One Product (OPOP) Ponpes Tarbiyatut Tholabah Lamongan. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami para pengelola koperasi pondok pesantren. Dengan bekal ilmu yang baru, kami berharap dapat mengelola koperasi dengan lebih profesional dan efektif,” ujar Sifwatir.
Materi pelatihan yang disampaikan mencakup berbagai aspek penting dalam pengelolaan koperasi, mulai dari menyusun rencana pemasaran, merancang kegiatan promosi, hingga memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk melakukan uji kompetensi SKKNI yang hasilnya sangat membanggakan, yaitu seluruh peserta dinyatakan kompeten.
Prof. Dr. Hary Soegiri, M.B.A., M.Si., selaku asesor dalam pelatihan ini menyampaikan harapannya agar perekonomian berbasis pesantren semakin berdaya dan sejahtera. “Dengan peningkatan kapasitas SDM pengelola koperasi, diharapkan pondok pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat perekonomian yang mandiri dan berdaya saing,” ungkapnya.
Pelatihan ini sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang menjadikan pondok pesantren sebagai leading sector dalam pertumbuhan ekonomi. Melalui koperasi, pondok pesantren dapat mengembangkan berbagai usaha produktif, seperti pertanian, peternakan, kerajinan, dan jasa, yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, tetapi juga melestarikan nilai-nilai keagamaan.
Salah satu poin menarik dari pelatihan ini adalah adanya dorongan bagi peserta untuk melakukan inovasi dan kolaborasi. Peserta diajak untuk berpikir kreatif dalam mengembangkan produk dan jasa yang bernilai tambah, serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Dengan, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal dan regional. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar pondok pesantren.