Oleh: Iftitahun Nabilah, S.Kep. Ns. M. Si (Dosen Tetap Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah Lamongan)
Gambar Ilustrasi (sumber:https://kumparan.com/)
Anak merupakan amanah terbesar dari Tuhan yang Maha Esa, sebagai generasi suatu keluarga yang senantiasa diupayakan agar menjadi insan yang berkualitas lewat pengasuhan yang tepat. Banyak titik potensial yang melejit sepanjang pertambahan umur anak, baik itu lingkup pertumbuhan maupun perkembanganya. Berada di rentang umur berapa titik potensial itu berada ?, rentang umur potensial tersebut diistilahkan dengan rentang 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) terhitung dari sejak menjadi janin dalam kandungan ibu sampai anak berumur baduta (bawah dua tahun), kemudian berlanjut dengan masa golden age yakni periode umur emas yang berlangsung sampai penghabisan masa balita (bawah lima tahun).
Sepanjang kehidupan anak, ibu sebagai care giver utama dalam keluarga akan menemui berbagai permasalahan seperti kesulitan berbicara untuk mengucap 1 atau 2 kata, bahkan sulit dalam memproduksi struktur kalimat. Permasalahan lain yakni sulitnya menerima makanan melalui aksi gerakan tutup mulut /GTM. Berdasarkan tahapan perkembangan bicara anak yang normal, mengacu pada lembar KKA (Kartu Kembang Anak) dari BKKBN (2014), umur anak dalam menghasilkan suara sudah dimumpuni anak sejak umur 5 bulan yakni mengeluarkan 3 suara berbeda, umur 16 bulan menyebut 2 kata berbeda dengan benar, 18 bulan menyebut 3 nama anggota badan, 23 bulan menyatakan kalau ingin kencing atau berak. Penjelasan masalah lain adalah aksi GTM. Aksi GTM biasanya dialami anak saat masa MPASI akibat tumbuh gigi, selain itu juga akibat kemampuan mengunyah yang lemah yang mana salah satu penyebabnya adalah pengenalan tekstur makanan yang telat, dimana harusnya anak mulai naik tekstur makanan dengan menu dicincang karena umurnya sudah memasuki rentang 9-10 bulan, namun ibu masih memberikan sajian bubur saring dimana normalnya menu tersebut untuk rentang umur 6-8 bulan. Adapun tahapan normal kenaikan tekstur meliputi 6-8 bulan disaring, 9-10 bulan dicincang, 12 -23 bulan menu biasa/menu keluarga.
Kedua permasalahan diatas merupakan aktifitas yang memerlukan upaya koordinasi yang baik di dalam rongga mulut, yakni bibir, gigi, dan lidah, termasuk kemampuan dalam mengontrol produksi kelenjar ludah. Dua permasalah diatas merupakan sampel dari berbagai permasalahan lain yang banyak dialami balita. Pijat oromotor merupakan terapi yang ditujukan untuk merangsang organ yang ada didalam rongga mulut agar geraknya terkoordinasi dengan baik. Pijat oromotor sebagai pelengkap peras Asah ibu dalam pengasuhan, sehingga masih perlu dilengkapi dengan peran Asuh dan Asih yang optimal. Pijat oromotor tidak memiiki kontraindikasi atau efek samping jadi sangat efektif dilakukan oleh para ibu saat kapanpun.
Berikut tahapan pijat oromotor:
- Pijat pipi (kanan – kiri bersamaan)
2. Pijat pipi ke arah atas
3. Pijat bagian bibir (atas dan bawah)
Terima kasih, semoga bermanfaat.