IAI TABAH–Koordinasi Perguruan Tinggi Keagamaan Agama Islam (Kopertais) Wilayah IV Surabaya kembali menggelar Annual Conference for Muslim Scholars (AncoMS). Pada AnCoMS kelima yang mengusung tema “Local Cultural Values and Religious Moderation” ini diselenggarakan di UIN Sunan Ampel dan Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya, pada Senin-Selasa (20-21/11).
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag. selaku Director of Higher Education-Ministry of Religion Affairs hadir via daring. Prof. Inung, sapaan akrabnya, mengapresiasi agenda strategis ini yang diselenggarakan oleh Kopertais bersama PTKI Swasta di wilayah Kopertais IV. Beliau juga menyampaikan bahwa moderasi beragama masih menjadi isu penting untuk dibahas, mengingat di era revolusi industri 4.0 dan memasuki era society 5.0, budaya dan agama mendapatkan tantangan yang besar.
“Kegiatan ilmiah ini begitu impresif. Selaku Direktur Pendidikan Tinggi Kementerian Agama, saya berharap Kopertais lain di Indonesia untuk mengadakan acara serupa dengan apa yang sudah digelar oleh Kopertais wilayah IV,” ungkapnya.
Opening Speech disampaikan oleh Dr. H. M. Hasan Ubaidillah, M.Si., Plt. Sekretaris Kopertais IV Surabaya. Dalam pernyataannya, beliau memaparkan alasan mengusung tema pada AnCoMS kelima ini. Di mana Islam masuk ke Indonesia telah bercampur dengan budaya di nusantara. Adanya perbedaan dengan budaya lokal (local culture) ini menghasilkan sikap yang berbeda. Ada yang ekstrim kanan dan ekstrim kiri, sehingga dalam hal ini diperlukan sikap moderat.
“Semoga The 5th Annual Conference for Muslim Scholars dapat berjalan lancar. Di sini adalah momentum ilmuwan muslim bertukar pikiran, membawa hasil yang produktif dan progresif, serta mampu menjawab tantangan ke depan antara sains dan agama agar bermanfaat untuk kita semua,” tambahnya.
Selanjutnya memasuki acara inti, yaitu seminar dengan mengundang Speakers internasional, Dr. Azhar Ibrahim Alwee dari National University of Singapore dan Prof. Abdul Kadir Riyadi, Ph.D Professor of Sufism Philosophy UIN Sunan Ampel Surabaya. Pada seminar yang dimoderatori oleh Dr. Nabiela Naily, S.Si., M.H.I., M.A. Kepala International Office (IO) UINSA ini berlangsung sekitar dua jam.
Dr. Azhar Ibrahim Alwee membahas peran tradisi budaya untuk moderasi beragama, di mana menurutnya ucapan adat atau pepatah petitih sebagai paradigma budaya memiliki kaitan dengan moderasi beragam. Dalam materinya, ia menekankan bahwa moderasi tidak hanya berkaitan dengan agama saja.
“Moderasi tidak hanya berkaitan dengan agama saja, namun dapat pula diterapkan pada kehidupan manusia dengan manusia (human relationship) dan manusia dengan lingkungan (natural habitat),” papar dosen senior Ilmu Sosiologi Melayu dan Indonesia dan peneliti di National University of Singapura (NUS) tersebut.
Pada materi kedua, Prof. Abdul Kadir Riyadi mengangkat beberapa fokus isu mengenai The Clash of Cultures: problem moderasi beragama di tengah polarisasi budaya. Menurutnya, perilaku sosial yang berbeda-beda karena perbedaan cara hidup dan budaya berpotensi menyebabkan konflik. Lulusan Filsafat Islam dan Tasawuf dari University of Cape Town ini pun menawarkan bebrerapa solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut.
“Konflik berasal dari prasangka sosial, penyelesaian konflik yang mencakup pencegahan, pengelolaan, dan resolusi
konflik, serta menekankan pada nilai-nilai luhur persaudaraan,” ungkap Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel ini.
Acara AnCoMS tahun 2023 ini diikuti oleh 130 peserta yang melalui seleksi ketat sebagai presenter. Alhamdulillah ada sebanyak enam dosen dari Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) Lamongan yang terpilih, di antaranya Dr. Alimul Muniroh, M.Ed., Ahmad Masyhadi, M.H.I., Siti Fahimah, MA., Eny Latifah, SE.Sy., M.Ak., Moh. Khoirul Fatih, M.Ag., dan Muhammad Nur Hasan, S.Si., M.Sc.
AncoMS kelima ini diisi diskusi pararel yang bertempat di Hotel Santika Premiere Gubeng Surabaya. Peserta dibagi menjadi lima ruang berdasarkan kelompok kajian (kluster), yaitu: a) Ekonomi, Hukum, Komunikasi; b) Multidisipliner; c) Pemikiran; d) Pendidikan; dan e) Sosial Budaya.
“Acara semacam ini harus bisa diikuti oleh dosen-dosen IAI TABAH secara rutin, agar semakin produktif melakukan penelitian dan publikasi karya ilmiah,” kata Dr. (cand.) M. Khoirul Fatih, M.Ag. Kepala Humas IAI TABAH yang juga lolos AnCoMS 2023 ini.
Hari kedua diisi dengan acara sosialisasi teknis menulis artikel pada jurnal bereputasi dan sharing Litapdimas oleh Dr. Muhammad Anas Ma`arif, Dr. Ari Kartiko, ST.,MM, dan Dr. Moh. Wardi, M.Pd.I serta adanya pemaparan terkait strategi penguatan kualitas PTKI oleh bagian Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) Diktis Kemenag RI Muhammad Aziz Hakim, M.H.
“Ada beberapa kebijakan baru dari Direktur PTKI dan Dirjen, yang mulai berpihak kepada PTKIS. Antara lain terkait pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, kuota PKDP, dan isu migrasi prodi sesuai aturan PP no 46 tahun 2019,” kata Pak Azis.
Dalam sesi penutupan acara AnCoMS ini dihadiri oleh Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.DIP.SEA., M.Phil. Ph.D selaku Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya. Prof. Muzakki menyampaikan bahwa konferensi itu momentum agar kita meng-upgrade dan mendapat ide baru.
“Jangan berhenti di konferensi, ditindaklanjuti dengan publikasi. Ini merupakan sebuah kebutuhan untuk dosen. Semoga tahun depan AnCoMS akan ada lagi dan bisa lebih baik. Semoga bapak/ibu menjadi dosen yang profesional dan terus berkontribusi dalam perputaran ilmu,” ungkapnya.
Acara penutupan yang dimoderatori oleh Dr. Sri Warjiyati, MH. ini ditutup dengan sesi do’a oleh sekretaris Kopertais IV Dr. KH. Ilhamullah Sumarkan, M.Ag dan dilanjut dengan sesi foto bersama.