IAI TABAH–Kamis (16/11), Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah mengadakan kegiatan pengabdian berbasis prodi dengan tema “Implementasi Pembelajaran P5-PPRA dan Asesmen Kurikulum Merdeka pada Guru MI menuju Madrasah mandiri Berprestasi”. Kegiatan ini sebagai bentuk menunaikan program penelitian, publikasi dan pengabdian kepada masyarakat (LITAPDIMAS) tahun 2023. Adapun sasaran program yaitu guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Brondong.
Kegiatan yang dilaksanakan di aula Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Brondong ini menggandeng Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kecamatan Brondong. Mitra kerja ini sebelumnya sudah pernah melakukan MoU, sehingga kegiatan ini juga merupakan bagian dari bentuk follow-up MoU. Kegiatan workshop ini diikuti oleh 35 lembaga SD/MI se kecamatan Brondong. Masing-masing lembaga diwakili oleh 2 guru dari kelas rendah dan kelas tinggi.
Nur Hakim, M.Ag. ketua pelaksana dan Kaprodi PGMI menyatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat ini berbasis prodi dan berasaskan kebutuhan masyarakat, dalam hal ini guru-guru Madrasah Ibtidaiyah (MI).
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini berdasarkan kebutuhan, setelah tahun 2022 melakukan MoU dengan KKMI Paciran dan Brondong. Di kecamatan Paciran sudah ada pendampingan program dari kami di masing-masing lembaga. Namun, di wilayah kecamatan Brondong belum. Dan ini adalah pertama kali kami melakukan pendampingan kepada guru-guru MI secara serentak,” kata Kaprodi PGMI dalam sambutannya.
Nur Hakim juga menambahkan bahwa PGMI IAI TABAH membuka pendaftaran mahasiswa kelas kualifikasi guru, barangkali ada guru-guru yang belum S1 atau sarjananya tidak linier, dapat bergabung di PGMI IAI TABAH kelas khusus (non reguler).
Ketua KKMI Brondong, Abdul Mustajab, S.Pd.I mengapresiasi acara yang diadakan oleh Prodi PGMI IAI TABAH bersama KKMI Brondong ini. Mengingat banyak guru-guru MI di bawah KKMI Brondong masih merasa kebingungan dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
“Kurikulum Merdeka adalah kurikulum baru, manfaatkan kesempatan yang baik ini. Mohon diikuti hingga sampai selesai. Sehingga yang belum paham jadi paham dan yang sudah paham tambah semakin paham,” kata Pak Tajab.
Senada dengan itu, Drs. H. Maftuhin, S.H. menyampaikan terimakasih kepada panitia yang sudah menyelenggarakan kegiatan workshop ini. Di mana ini kegiatan pertama kali ada di Kecamatan Brondong.
“Kami selaku pengawas bangga dan terimakasih kepada panitia, karena di Brondong diadakan kegiatan workshop.
Ini kesempatan yang bagus sekali. Maka, terima dan sadari, kebaikan seperti ini tidak selamanya ada. Setahun sekali belum tentu. Yang sudah paham biar semakin ngelontok,” pesan Pak H. Maftuhin.
Memasuki sesi materi, Dr. Abdul Ghofur, S.Pd., M.Pd., C.H., C.Ht. sebagai narasumber memaparkan materi dengan diselingi joke segar, sehingga mampu mencairkan forum. Sesi materi yang dipandu oleh Shibi Zuharotul Mardliyah, M.Pd. ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berisi materi dan sesi kedua berisi praktik langsung terutama terkait perangkat pembelajaran dan asesmen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin (P5-PPRA).
“Zaman berubah, kurikulum juga harus berubah. Menyesuaikan kebutuhan dan tantangan murid maupun guru. Inti dari kurmer adalah adanya P5-P2RA, yakni penanaman nilai-nilai karakter,” terang Pak Ghofur.
Ia menambahkan bahwa dinamakan “Projek” karena Proyek itu berbasis produk, sedangkan Projek berbasis kinerja. Sehingga dalam P5-PPRA lebih memeningkan proses daripada hasil.
Selanjutnya, pada sesi diskusi ada dua peserta yang bertanya. Pertama, Pak Imam Sholihin dari MI Maarif NU Labuhan menanyakan bahwa untuk membentuk tim P5 apakah harus dari kepala sekolah dan kami perlu contoh format modul P5 yang konkrit agar nanti bisa kami wolak-walik sendiri di lembaga. Kedua, Bu Eni Mukasanatin dari MIM 11 Sumberagung bertanya terkait bagaimana cara menyeimbangkan antara proses dan hasil (output) yang baik.
Sebelum memasuki sesi praktik, peserta break sejenak dan diminta membuat modul P5 berdasarkan file contoh yang sudah di-share oleh pemateri. Pada sesi ini, ada perwakilan dari peserta yang mau mempresentasikan hasil penyusunan modul P5, yaitu Bu Aniawati Ningsih, S.Pd.I dari MI Al-Jihad Brondong. Beliau memaparkan modul P5 dengan topik pembuatan produk eco-enzyme dari limbah sampah organik.
Acara ditutup sengan sambutan dari kaprodi PGMI dan pembagian sertifikat peserta workshop. Semoga kegiatan ini dapat memberi manfaat dan ilmu yang didapat lekas diimplementasikan di lembaga masing-masing. Selepas acara ini, nanti dari pihak kampus akan melakukan monitoring dan evaluasi ke lembaga, untuk supervisi apakah pembelajaran P5-PPRA sudah dipraktikan dengan baik atau belum. Adapun bagi madrasah yang belum IKM, semoga diberi kemudahan bisa ikut serta menerapkan sebagai wujud pengembangan kurikulum menuju madrasah mandiri berprestasi.