Industrialisasi Masuk Lamongan:  Tantangan dan Peluang

by | Jun 10, 2023 | Opini | 0 comments

Oleh

Moh. Khoirul Fatih, M. Ag

Dosen IAI Tarbiyatut Tholabah Lamongan

Email: Khoirulfatih12@gmail.com

Gambar Ilustrasi (Sumber: pojoksatu.id)

Pernahkah kamu mendengar apa itu industrialisasi? Generasi millineal tentu tidak kesulitan menjelaskannya, namun apakah yang bukan generasi millennial mampu memahami dan menjelaskan tentang apa yang dimaksud industrialisasi? Isu industrialiasi saat ini menjadi isu strategis yang berkembang di Kabupaten Lamongan. Lamongan yang memiliki potensi alam dan tanah pertanian yang luas memberikan angin segar bagi para investor untuk membangun industri, namun yang menjadi kekhawatiran adalah dampak lingkungan yang disebabkan dari perkembangan industrialisasi.

Perkembangan industrialisasi hampir tidak pernah lepas dari perbincangan di forum ilmiah maupun nongkrong di warung kopi, baik dari kalangan remaja, tua, pengusaha, mahasiswa, elit pemerintah daerah dan pusat. Slogan “galakkan investasi untuk membangun Indonesia” menjadi salah satu faktor perkembangan industrialisiasi di Indonesia, utamanya Kabupaten Lamongan.

Secara geografis, wilayah utara Kabupaten Lamongan yang merupakan wilayah laut jawa menawarkan banyak opsi untuk membangun industri utamanya perdagangan dan jasa. Tercatat ada beberapa industri di wilayah utara Kabupaten Lamongan, di antaranya PT Lamongan International Shorebase, PT Jayabrix Indonesia, PT Dok Pantai Lamongan, PT Lamongan Marine Industries, PT Omya, PT Starfood International, PT Tatamulia Nusantara Indah, PT Dowa Ecosystem, PT Brondong Inti Perkasa, dan PT Esa Sarwaguna.

Mari kita jawab apa itu industrialisasi? Industrialisasi merupakan suatu perubahan pembangunan perekonomian dari pedesaan dan pertanian menjadi sektor industri yang memproduksi barang dan jasa. Pembangunan ekonomi ini pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yang merupakan proses pergeseran pertumbuhan sektor produksi yang semula mengandalkan sektor primer (pertanian) menuju sektor sekunder (industri) dan sektor jasa. Industri memiliki pengaruh terhadap masyarakat, yang akan menimbulkan berbagai akibat yang akan dirasakan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk yang beragam (Adon Nasrullah Jamaludin, 2015, 15).

Dengan munculnya indutri-indutri baru akan berpengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja. Akibat lain dari adanya industri yang dianggap buruk adalah timbulnya polusi yang sering menimbulkan berbagai pendekatan baik dalam kalangan masyarakat, maupun dalam kalangan industri sendiri. Serta meningkatnya jumlah penduduk, mobilitas semakin tinggi dan biaya hidup juga semakin meningkat (S.R. Parker, 1992, 93). Transformasi industri ini akan berpengaruh terhadap inovasi, akselerasi, efisiensi dan produktivitas masyarakat yang semakin beragam.

Di Era Disrupsi seperti sekarang ini, Lamongan merupakan halaman depan, bukan lagi menjadi halaman belakang yang ditelantarkan. Perkembangan industrialisasi yang masuk ke Lamongan perluh disikapi secara cerdas agar bisa memiliki manfaat bagi masyarakat Lamongan secara berkelanjutan.

Kabupaten Lamongan bergerak demi kemajuan daerah dengan melakukan transformasi kebijakan yang sesuai dengan perkembangan zaman, dengan ditopang oleh industri jasa dan pariwisatnya, dirasa tidak sulit membangun Lamongan yang berorientasi pada peningkatan kemandirian ekonomi masyarakatnya.

Namun, tantangan yang dihadapi dengan perkembangan industrialisasi juga cukup besar. Tantangan pertama adalah populisme yakni pendekatan politik yang dengan sengaja menyebut kepentingan “rakyat” yang sering kali dilawankan dengan kepentingan suatu kelompok yang disebut “elit”. Populisme memiliki berbagai macam definisi, dan istilah ini sendiri berkembang pada abad ke-19 dan semenjak itu maknanya berubah-ubah.

Tantangan berikutnya  adalah disintegrasi yakni hilangnya keutuhan dan timbulnya perpecahan masyarakat karena berbagai macam kepentingan. Adanya industrialisasi dinilai berpotensi menjadi boom waktu yang kapanpun bisa meledak dan menjadi pemicu lahirnya konflik antar elemen masyarakat, sehingga perluh langka preventif untuk meminimalisir agar perkembangan industrialisasi di Lamongan tidak menimbulkan problem namun sebaliknya yakni memberikan kemajuan bagi Lamongan, baik kemajuan pola pikir manusianya maupun infrastruktur tingkat desa sampai kota.   

Tantangan lain adalah lahirnya kapitalisme: gerakan memperkaya diri sendiri, adanya industri di daerah akan menjadi tantangan apabila didasarkan pada semangat memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan kepenting sosial ekonomi masyarakat.

Tantangan berikutnya adalah perubahan sosial budaya masyarakat yang dipengaruhi oleh datangnya budaya baru dari para pendatang, wacana etnosentris akan menjadi konsumsi harian karena perkembangan industrialisasi juga berkaitan erat dengan kehadiran kelompok masyarakat baru yang membawa budaya dari luar.

Di samping tantangan industrialisasi yang diuraikan di atas, tentu terdapat peluang dari perkembangan industrialisasi di Kabupaten Lamongan. Pertama, terbukanya lapangan pekerjaan bagi warga lokal, banyaknya perusahaan yang berdiri di Lamongan tentu juga membawa dampak positif salah satu yang terpenting adalah terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat. Kedua, terbukanya paluang melakukan sinergi dan kolaborasi dalam upaya mendukung pembangunan daerah. Ketiga, adanya kewajiban Corporate Social Responsibility CSR dari perusahaan juga membuka peluang bagi kesejahteraan masyarakat. Peluang yang terakhir yakni kesempatan dan peningkatan standar hidup karena perkembangan industrialisasi juga dibarengi dengan adanya kesempatan bekerja dan peningkatan standar hidup masyarakat daerah dimana industri itu beroperasi.  []