Dilansir dari Tribun Jatim.com kasus kekerasan seksual anak dibawah umur di Kabupaten Lamongan pada bulan Januari-Agustus 2022 sebanyak 19 kasus, hal ini tergolong cukup tinggi jika dibandingkan pada tahun 2021 sebanyak 24 kasus. Untuk menekan kekerasan seksual pada anak di bawah umur, tentunya harus harus ada pengawasan dan pendidikan seks usia dini terutama dari orang tua, karena pelaku kekerasan seksual adalah orang terdekat dari anak.
Pendidikan seksual merupakan suatu keterampilan dan pengetahuan yang perlu diberikan sejak dini pada anak mengenai perilaku seksual untuk menghadapi hal-hal yang terjadi pada masa yang akan datang seiring dengan perkembangan fisik dan bertambahnya usia, jangan sampai pada era digital yang serba tehnologi canggih seperti saat ini, anak akan dengan cepat mendapatkan informasi dari tontonan yang dia lihat yang belum tentu tepat, sehingga pendidikan seksual pada anak harus diberikan sejak dini dari orang tuanya dengan bahasa dan cara penyampaian yang tepat.
Sighmund freud ahli psiko analisa menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) fase atau tahapan seks pada anak, yaitu: 1). Fase Oral (0-2 tahun) pada tahap ini anak memenuhi kenikmatan seksualitas awal berada di daerah sekitar mulut seperti saat anak menyusu pada ibu atau memasukkan benda-benda pada mulutnya, 2). Fase Anal (2-3 tahun) fase ini berlangsung saat pemenuhankenikmatan seksual anak berada pada daerah anus dan sekitarnya, contoh saat anak buang air besar atau kecil, 3). Fase Phallic (3-6 tahun) bahwa kenikmatan seksual dialami anak saat alat kelaminnya mengalami sentuhan atau rabaan dan pada fase ini anak telah mulai mengenali perbedaan lawan jenis, 4). Fase Laten (6-11 tahun) fase ini aktifitas seksual yang dialami anak telah mulai berkurang dikarenakan anak sedang fokus pada perkembangan fisik dan kognitifnya karena mereka telah fokus pada pendidikan/sekolahnya, 5). Fase Genital (12 tahun keatas) merupakan fase terakhir tahap perkembangan psiko seksual, hal ini dikarenakan organ seksual dan hormon seksual pada anak mulai aktif sehingga anak sudah menikmati aktifitas seksual secara sadar.
Tahapan perkembangan seks ini saling berkaitan dan tidak berdiri sendiri. Perkembangan manusia selalu terhubung antara perkembangan aspek biologis, sosial dan emosional. Dimana aspek-aspek ini mendukung terbentuknya kematangan seksual.
Cara sederhana untuk mengenalkan pendidikan seks pada anak dapat dilakukan dengan luangkan waktu untuk berdialog/berdiskusi tentang seks pada anak, sikap terbuka dan informatif, siapakan materi dan penyampaian yang sesuai dengan usia anak, gunakan alat bantu benda konkret.
Orang tua adalah lingkungan terdekat anak yang pertama kali memberikan pendidikan seksual pada anaka sejak dini dengan pokok-pokok pendidikan seks pada anak dengan mengenalkan anggota tubuh secara detail, kenalkan tanda-tanda masa puber pada anak, tanamkan rasa malu pada anak, pisahkan tempat tidur mereka, didik anak agar menjaga alat kelaminnya dari sentuhan orang lain (kecuali orangtua,dokter), didik anak untuk selalu menjaga pandangan matanya dan didik etika anak dalam berpakaian.
Demikian, cara sederhana yang dapat dipelajari oleh orangtua untuk dapat memberikan pendidikan seksualitas pada anak sejak dini dengan tentunya proses pendidikan pada anak memerlukan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka, karakteristik usia, kematangan psikologi serta intelektualnya.
*Opini ini ditulis oleh Wardatul Karomah, M.A Kaprodi PIAUD IAI Tarbiyatut Tholabah Lamongan