Pada Hari Kamis Tgl 3 Desember 2020 KOPRI PMII WOLU SONGO Yang di Ketuai Sahabati Nur Fadhilah mengadakan Seminar Keperempuanan dengan Tema “Kepemimpinan Perempuan Prespektif Al-Qur’an & Hadits” dalam Rangka Meperingati HARLAH KOPRI KE-53 sekaligus launching logo KOPRI PMII WOLU SONGO.
Acara tersebut di Narasumberi Nyai Hj.Lujeng Luthfiyah,M.Th.I dan di Moderatori Sahabati Nailur Rosyida.
Acara tersebut diadakan guna memperluas pengetahuan kepemimpinan perempuan itu seperti apa dan apa saja hal yg harus dilakukan seorang pemimpin baik di keluarga atau di luar (masyarakat), Sekaligus membangkitkan semangat para kader untuk semangat dalam melakukan berbagai hal dan tidak beranggapan bahwa perempuan itu tidak bisa apa-apa hanya masak, macak, dan manak (bahasa jawanya).
Pada seminar itu beliau (Nyai Hj.Lujeng Luthfiyah,M.Th.I) mengatakan bahwasanya Islam telah menghapuskan diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dalam pandangan Islam adalah makhluk yang memiliki potensi sama seperti apa yang dimiliki laki-laki. Keberadaannya dipandang sebagai mitra sejajar dengan laki-laki secara harmonis. Tak ada perbedaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan, baik secara individu (hamba Allah), anggota keluarga, maupun sebagai anggota masyarakat, begitu pula dalam hak dan kewajiban.
Kalaupun ada perbedaan, itu hanya akibat fungsi dan tugas utama yang dibebankan Allah Swt, kepada masing-masing jenis kelamin yang berbeda, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain. Baik laki-laki maupun perempuan keduanya mempunyai tugas yang sama penting, baik dalam domain rumah tangga, maupun kehidupan sosial.
Perkembangan mutakhir mengenai persoalan hubungan Gender pada dasarnya adalah perbedaan jenis kelamin yang bukan biologis dan bukan pula kodrat Tuhan. Perbedaan jenis kelamin (seks) merupakan kodrat Tuhan, sehingga secara permanen dan universal berbeda, sementara jender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan atas kontruksi sosial. Satu perbedaan yang sebenarnya bukan kodrat Tuhan, tapi perbedaan yang sengaja diciptakan, baik dari pihak laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial dan budaya yang amat panjang.
Oleh karena itu perempuah boleh dan berhak menjadi pemimpin bila dia mampu dan siap baik jasmaninya dan rahaninya Perempuan sekarang bukan lagi baperan (baper negatif) tapi perempuan sekarang saatnya berperan.