Industri kreatif merupakan sebuah proses bisnis yang mengembangkan hal-hal baru dan atau dengan cara-cara baru, dengan modal utamanya adalah sumber daya manusia, ide, kreativitas dan inovasi. Industri kreatif adalah Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut
BATIK Menurut Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) dalam rapat konsensus 6 desember 2013 adalah kerajinan tangan sebagai hasil pewarnaan secara perintangan menggunakan malam (lilin batik) panas sebagai perintang warna dengan alat utama pelekat lilin batik berupa canting tulis dan atau canting cap untuk membentuk motif tertentu yang memiliki makna.
Jenis batik antara lain, yaitu:
- Batik tulis
- Batik cap
- Batik kombinasi (Tulis dan Cap)
- Printing
Di daerah pasisiran berkembang masyarakat batik sejak abad ke-16, sepanjang pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di Sendang-Paciran-Lamongan, Tuban, Sidoarjo dan Madura. Muncul segolongan wanita Indo-Belanda, Arab dan Tionghoa membangun pusat di daerah batik pasisiran sehingga muncullah pusat batik seperti Pekalongan, dan Lasem.
Puncak perkembangan batik pertama terjadi pada abad ke-19. Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta menjadi pusat perkembangan batik paling dinamis dan menyebar ke masyarakat luas. Para pejabat Hindia Belanda termasuk yang menggairahkan industry batik, mereka memakai dan mengekspor ke Eropa.
Masa pendudukan Jepang tahun 1942, lahirlah batik tulis Jawa Hokokai sebagai tanda “penyesuaian” kepada penguasa baru. Batik Hokokai adalah evolusi alamiah banyak batik lain di pantai utara Jawa yang dipengaruhi oleh China dan Eropa.
Awal kemerdekaan muncullah Batik Djawa Baroe yang lebih sederhana seperti jelamprang, nitik, tirto tejo dan lainnya bahkan kadang-kadang memakai kepala atau tumpal. Pada masa Orde Baru bermunculan industry garmen yang juga memproduksi kain printing (mesin) dan sablon bermotif batik. Presiden Soeharto mengenalkan Batik di forum nasional dan internasional. Pada masa ini batik mencapai titik perkembangan yang menggembirakan.
Berdasarkan data Dinas Perindustian Kabupatan Lamongan (2015), di Sendang terdapat 450 pengrajin batik aktif, sekitar 10% di antaranya pengusaha. Di tahun 2020, perkembangan penguasaha dan pengrajin makin berlipat. Setelah mendapatkan pelatihan dari Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lamongan, makin banyak pengrajin batik, tidak hanya di Sendang, tetapi juga di kecamatan lain seperti Sukorame, Mantub, Laren dan Babat.
Jumlah saudagar batik juga berkembang pesat. Melalui direct selling secara online, setiap pengrajin juga menjual batik langsung kepada masyarakat. Namun saudagar dengan badan usaha seperti UD, CV dan PT yang melengkapi diri dengan NPWP jumlahnya tidak banyak. Saudagar berbadan usaha masih menguasai pasar batik baik secara offline maupun online.
materi ini disampaikan oleh Sifwatir Rif’ah, S.E., M.M. Dosen tetap IAI Tabah Lamongan saat Forum Ilmiah Dosen Pada Hari Rabu, 05 Pebruari 2020.