Visi IAI TABAH adalah “Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang Unggul dalam Penyelenggaraan Tridharma dan Pusat Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman serta Mampu Bersaing Secara Profesional di Tingkat Internasional pada Tahun 2020”. Seiring dengan visi tersebut, acara Studium General yang diadakan oleh IAI TABAH pada Sabtu, 19 Januari 2019, juga telah menegaskan visinya kembali dengan mendeklarasikan Resolusi 2019, sebuah resolusi yang bertitik pada peningkatan daya saing mahasiswa maupun dosen IAI TABAH.
Namun demikian, IAI TABAH tidak perlu menunggu hingga tahun 2020. Benih pencapaian visi IAI TABAH sudah mulai terlihat pada 17 s.d. 20 Februari 2019. Waktu tersebut adalah sebuah pencapaian rekor terbesar IAI TABAH untuk berunjuk daya saing di kancah Internasional dalam ajang “2nd International Islamic Economics Call for Paper 2019″ yang diselenggarakan oleh Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor Ponorogo. Event tersebut adalah lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat Internasional. Sebelum memasuki pencapaian tersebut, delegasi mahasiswa IAI TABAH yang diikutkan lomba tersebut telah lolos seleksi full paper, selanjutnya maju sebagai Finalis pada event tersebut. Mahasiswa IAI TABAH yang dimaksud demikian adalah Ahmad Zuhril Kalam, biasa dipanggil dengan “Izul”. Ia adalah mahasiswa semester 6 dari Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Tentu pencapaian besarnya tidak lepas dari jasa Ibu Eni Lathifah, M. Ak, selaku dosen pendampingnya sekaligus dosen Ekonomi Syariah IAI TABAH.
International Islamic Economics Call for Paper adalah bagian dari rangkaian perlombaan di dalam event International Faculty of Economics and Management (FEM FEST) 2019 di UNIDA Gontor. Berbagai cabang perlombaan yang dipertandingkan dalam event tersebut, antara lain: Festival Debat, Fotografi, Call for Paper, dan lain-lain. Bukan hanya sekedar lomba, Event International FEM FEST 2019 juga menyelenggarakan berbagai acara, yaitu seminar ilmiah Internasional tentang Ekonomi Islam, Training of Trainer (TOT), Tabligh Akbar, dan Gala Dinner. Di samping event nonkompetisi tersebut, event FEM FEST 2019 juga menyuguhkan berbagai nuansa pasar dan pemeran ilmiah di sekitar gedung utama UNIDA Gontor, sehingga baik para finalis, dosen peserta TOT, maupun masyarakat akademisi lainnya dapat menjelajah ke berbagai stand bazar dan pameran ilmiah untuk memanjakan mata dan menikmati kesempatan nuansa ini dengan sebaik-baiknya.
Pada Minggu, 17 Februari 2019, Izul beserta bu Eni sebagai dosen pendampingnya sekaligus peserta TOT, telah tiba di bumi UNIDA Gontor, begitu juga seluruh finalis dari berbagai kontingen lomba FEM FEST 2019. Waktu ini diagendakan untuk Technical Meeting bagi semua cabang perlombaan dalam FEM FEST 2019. Hari berikutnya, yakni Senin, 18 Februari 2019 merupakan waktu dimulainya penyelenggaraan seminar ilmiah internasional, cabang perlombaan debat, TOT, dan Tabligh Akbar.
Kompetisi “2nd International Islamic Economics Call for Paper 2019″ berlangsung pada Selasa, 19 Februari 2019, mulai pukul 08.00 s.d. 11.30 WIB. Ini adalah kesempatan langka bagi Izul untuk menguasai panggung kompetisi dengan mengerahkan segala kemampuan yang terbaik hasil dari latihannya. Pesaing Izul dalam kompetisi ini sebanyak 10 finalis yang terdiri dari berbagai kampus dalam negeri serta luar negeri. Penampilan mengesankan dari para finalis perlombaan ini tidak melunturkan semangat dan kepercayaan diri Izul, justru memberikan motivasi yang kuat untuk berkiprah di panggung dan menunjukkan ke seluruh audien bahwa IAI TABAH tidak kalah berunjuk daya saing dalam kompetisi tersebut. Perlombaan ini berjalan dengan lancar, kemudian di penghujung perlombaan ini diakhiri dengan “pengabadian momentum” bersama seluruh finalis, juri, maupun dosen pendamping.
Rangkaian event terakhir dari FEM FEST 2019 berlangsung pada Rabu, 20 Februari 2019. Rangkaian event kali ini adalah penyelenggaraan seminar ilmiah internasional yang dihadiri oleh narasumber terkemuka dari dalam maupun luar negeri dengan mendiskusikan berbagai hot topics tentang Ekonomi Islam yang menjadi trend center internasional saat ini. Pada hari ini juga, saat yang ditunggu telah tiba, yaitu pengumuman kejuaraan lomba untuk semua cabang perlombaan di FEM FEST 2019, sekaligus pendistribusian hadiah. Pada saat pembacaan hasil kejuaraan lomba untuk cabang call for paper atau karya tulis ilmiah, IAI TABAH tidak masuk nominasi juara perlombaan. Juara 1, 2, dan 3, secara berturut-turut berhasil direbut oleh Universitas Airlangga 2, Kolej University Islam Antarabangsa Selangor 2, dan Universitas Airlangga 1. Meski sebelumnya Izul telah berhasil menguasai panggung kompetisi dan tampil memukau di mata audien, hal tersebut kurang menjadi pertimbangan dalam kejuaraan lomba.
Terlepas dari hasil tersebut, IAI TABAH sudah melaju sebagai 10 besar finalis perlombaan call paper tingkat internasional saja merupakan sebuah prestasi langka dan pencapaian terbaik IAI TABAH sampai saat ini. “Alhamdulillah, meskipun Tuhan memberikan jawaban atas doaku dalam bentuk yang berbeda, bukan berarti saya patah semangat dan tidak mau berdoa lagi. Saya tetap positive thinking, bahwa penghargaan Tuhan akan datang pada saya lain waktu.”, ujar Izul (finalis call paper/mahasiswa Ekonomi Syariah IAI TABAH Semester 6.
Pencapaian terbesar IAI TABAH ini diharapkan mampu memotivasi para dosen dan mahasiswa lainnya IAI TABAH untuk berlomba-lomba meningkatkan daya saing melalui tridharma perguruan tinggi, khususnya di bidang penelitian. Apabila harapan ini realistis, maka stagnasi prestasi tidak akan terjadi di IAI TABAH, justru akan membantu pencapaian visi. Alhasil, IAI TABAH akan semakin unggul, religius, dan berdaya saing. (AZK)