BUKAN PADA MODAL, KUNCI KEBERHASILAN KOPERASI TERLETAK PADA SISTEM DAN PENGELOLA YANG BAIK

by | Apr 9, 2018 | Berita

Tidak lama setelah resmi berbadan hukum, Koperasi Syariah BERLIAN IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan berpartisipasi dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Administrasi dan Pembukuan KSP dan USP tahun 2018. Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, diikuti sekitar 70 utusan dari koperasi se-Kabupaten Lamongan.

“Pendampingan atau Bimtek penting dilakukan untuk memulai pelaksanaan atau operasionalisasi koperasi. Dalam manajemen koperasi, administasi merupakan salah satu tulang punggung keberhasilan untuk memastikan semua usaha berjalan dengan baik. Bahkan jika sebuah koperasi tidak tertib dalam pelaporan dapat dibubarkan oleh Kementerian Koperasi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan bimbingan teknis seperti ini,”jelas Bambang, SE dari Diskop dan UM Kabupaten Lamongan, saat membuka acara pada Kamis (5/4/2018).

Dalam Bimtek kali ini terungkap testimoni sebagian utusan koperasi yang hadir, salah satu permasalah yang dihadapi adalah terkendala modal. Namun setelah dianalisis bersama berdasarkan data, teori dan fakta pelaksanaan di lapangan, keberhasilan justru bukan dari faktor modalitas tetapi lebih dominan disebabkan karena manajemen atau pengelolaan yang professional. Salah satu indikator profesionalitas pengelolaan adalah adanya tertib administrasi dalam laporan kegiatan usaha. Dengan laporan yang baik, usaha tidak mengalami kebocoran, sebaliknya akan bertambah terus energinya.

Lebih jauh diketahui, dalam pelaksanaannya juga ditemukan kendala umum, misalnya dalam Koperasi Simpan Pinjam/ Unit Simpan Pinjam sering terjadi kredit macet. Hal ini setelah diteliti karena terjadi kesalahan di awal, misalnya tidak menerapkan standar ‘tiga c’, yaitu character, capital and capability. Tentang keadaan/ sifat peminjam, modal atau aset dan kemampuan mengembangkan usaha yang akan berpengaruh dalam potensi mengembalikan pinjaman. Sungguh pun demikian, jika sistem administrasinya baik setengah persoalan sudah diatasi.

“Koperasi yang sehat tergantung pada good system and good person. Sistemnya baik dan pengelolanya kapabel,”lanjutnya. Tidak sedikit koperasi dengan modal besar tetapi akhirnya bubar karena bangkrut, sebaliknya banyak laporan koperasi awalnya dengan modal kecil tetapi saat ini sudah berkembang biak menjadi koperasi dengan modal dan aset yang luar biasa besarnya.

Setelah Bimtek administrasi biasanya dilanjutkan dengan Bimtek peningkatan kapasitas pengelola koperasi kemudian diteruskan dengan Bimtek Penilaian Kesehatan Koperasi yang kesemuanya secara simultan bertujuan antara lain:

1. Terwujudnya pelayanan prima kepada6 pengguna jasa koperasi;
2. Meningkatnya citra dan kredibilitas kegiatan usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
3. Terjaminnya aset kegiatan usaha koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
4. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kegiatan usaha
5. Meningkatnya manfaat ekonomi anggota dalam kegiatan usaha koperasi, dan lainnya.

Kendala umum seperti disebutkan di atas terutama soal administrasi keuangan / pembukuan yang kurang baik dan pengawasan yang kurang akuntabel akan dapat diminimalisasi dengan Bimtek berkelanjutan. (rif’ah)