Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah (IAI TABAH) Lamongan (7/9/2019) menyelenggarakan Simposium Nasional bertajuk Tantangan Generasi Millenial dan Institusi Pendidikan Era Industri 4.0 dengan pembicara Prof. Dr. H. Ma’shum Nur Alim, M.Ag. (Wakil Rektor III UIN Sunan Ampel Surabaya) dan H. Abdul Ghofur, MA (Mapenda Kemenag Lamongan). Pada kesempatan ini langsung dibuka oleh Rektor IAI TABAH Dr. Imam Azhar, M.Pd. dalam sambutannya bapak rektor dengan menggunakan Bahasa INGGRIS, hal ini dilakukan sebagai persiapan dan dibuat kebiasaan di IAI TABAH menyambut era industri 4.0 dan bahkan IAI TABAH setiap hari sabtu ditetapkan sebagai English Day, yakni tiap hari Sabtu; bahasa komunikasinya menggunakan Bahasa Inggris yang diwajibkan kepada semua sivitas akademika IAI TABAH Lamongan.
Pada sesi Simposium Nasional dipandu moderator oleh Ahmad Shofiyuddin, M.Pd.I Selaku Kaprodi PAI, penyampaian materi diawali oleh Prof. Dr. H. Ma’shum Nur Alim, M.Ag. yang lebih menyoroti revolusi industri 4.0 sebagai fundamental mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain. Perubahan itu sangat dramatis dan terjadi pada kecepatan eksponensial dibanding sebelumnya. Serta prinsip revolusi 4.0 adalah 1). Interoperabilitas (kesesuaian), 2).Transparansi Informasi,
3). Bantuan Teknis, 4). Keputusan Mandiri. Kompetensi menghadapi era industri 4.0 ini tersebut diantaranya: Problem solving, Adabtability, Collaboration, Leadership, Creativity, innovation. Disambung penyampaian materi oleh H. Abdul Ghofur, MA. menyoroti peran guru. Guru yang profesional dalam pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar peserta didik dan mengahasilkan lulusan yang berkualitas. Guru profesional adalah guru yang kompeten dalam membangun dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik dan efektif sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang pintar dan pendidikan yang berkualitas. Serta penuh dengan inovasi dan kreasi.
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) dikembangkan sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan dan mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam menghadapi era revolusi industry 4.0 (abad 21). Peningkatan kualitas peserta didik salah satunya dilakukan oleh guru yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dengan berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Desain peningkatan kualitas pembelajaran ini merupakan upaya peningkatan kualitas peserta didik yang pada akhirnya meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia. Memecahkan suatu masalah merupakan aktivitas dasar kehidupan manusia, karena melibatkan proses berpikir agar dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menegaskan bahwa berpikir kritis bukan hanya sebatas teori, namun sudah menjadi kebutuhan hidup. Oleh karena itu pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan peserta didik agar mampu berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini dukungan dari berbagai pihak terkait sangatlah diperlukan agar mampu mempersiapkan generasi penerus bangsa yang mampu berpikir kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan era revolusi industry 4.0. (shc)